Senin, 10 Juni 2013

Momentum Dan Impuls

MOMENTUM
Momentum Didefinisikan Sebagai Hasil Kali Massa Terhadap Kecepatan
Secara matematis momentum dirumuskan sebagai berikut :
                                                                 p = m . v
Dimana :
  p : momentum (kg.m/s)
  m : Massa (kg)
  v  : Kecepatan



IMPULS
Impuls adalah sebuah gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang sangat singkat
Secara matematis impuls dapat dirumuskan sebagai berikut :

I = F . ∆ t
dimana :
  I  : impuls [ kg m s -1 ]
  F : gaya [ kg m s – 2 ]
  t  : waktu [ sekon ]



IMPULS SEBAGAI PERUBAHAN MOMENTUM

                                               
Dalam Peristiwa Tabrakan atau Tumbukan Terjadi Perubahan Momentum. Besarnya Perubahan Momentum Pada Peristiwa Tumbukan Sama Besarnya Dengan Impuls yang Dihasilkannya.
Apabila Massa Benda Sebesar m Sebelum Menumbuk Dinding Dengan Kecepatan Geraknya v Dengan Arah Ke Kanan dan Saat Setelah Menumbuk Kecepatannya Sebesar v’ Dengan Arah Kiri, Maka :
                                                  I = ∆ P
                                              F . ∆ t = P’ – P
                                         F . ∆ t = m . v’ – m . V
                                   F . ∆ t = m . ( v’ – v )
Dimana :
  m : Massa
  v  : Kecepatan benda saat sebelum menumbuk
  v’ : Kecepatan saata sesudah menumbuk





HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Secara matematis hukum kekekalan momentum dapat dirumuskan :
mA .  vA + mB . vB = mA . v’A + mB . v’B



Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan sentral lurus dikatakan lenting  ( elastis ) sempurna apabila benda saat bertumbukan kehilangan energi geraknya, tetapi setelah tumbukan berlangsung energi gerak yang hilang dapat diperoleh kembali
                                            


Secara Matematis Berlaku
a. Hukum Kekekalan Momentum
          mA . vA + mB . vB = mA . vA’ + mB . vB
              mA . vA – mA . vA’ = mB . vB’ – mB . vB
              mA . ( vA – vA’ ) = mB ( vB’ – vB )
              mA . ( vA – vA’ ) = - mB. ( vB – vB ‘ )……………………. ( 1 )
b. Hukum Kekekalan Energi Kinetik
       EKA + EKB = EKA’ + EKB
        ½ mA . VA2 + ½ mB  . vB 2 = ½ mA . vA2 + ½ mB  . vB 2
        mA . vA2+ mB . vB2 = mA . vA2 + mB . vB 2
        mA. ( vA2 – vA2) = mB  . ( vB 2 – vB 2 )
        mA. ( vA 2– vA2 ) = - mB . ( vB 2 – vB 2 ) ………………….( 2 )

c. Konstanta Kelentingan
Jika persamaan ( 2 ) dibagi persamaan ( 1 ) maka diperoleh :

                                 

Tumbukan Lenting Sebagian
                                     

Tumbukan sentral lurus dikatakan lenting ( elastis ) sebagian apabila dua benda saat bertumbukan kehilangan energi geraknya, tetapi setelah tumbukan berlangsung energi gerak yang hilang hanya kembali sebagian saja.
Secara Matematis Berlaku Rumus :
a. Hukum Kekekalan Momentum
      mA . vA + mB . vB = mA. vA’ + mB . vB
       - mB . ( vB – vB’ ) = mA. ( vA – vA’ ) ………………………… ( 1 )

b. Energi Kinetik Total Sesudah Tumbukan Lebih Besar Dari Pada Energi Kinetik Total Sebelum Tumbukan
      EKA + EKB < EKA+ EK B
      ½ mA . VA 2 + ½ mB  . vB 2 <  ½ mA . vA 2 + ½ mB  . vB 2
       - mB. ( vB 2– vB2 ) < mA . ( vA  – vA 2 ) ………………….( 2 )
c. Konstanta Kelentingan
Jika persamaan ( 2 ) dibagi persamaan ( 1 ) maka diperoleh :

                             


Tumbukan Tidak Lenting

                                  

Tumbukan sentral lurus dikatakan tidak lenting ( elastis ) sama sekali apabila dua benda saat bertumbukan kehilangan energi geraknya, selanjutnya setelah tumbukan berlangsung energi gerak yang hilang tidak dapat diperoleh kembali.
Pada tumbukan tidak lenting berlaku hukum kekekalan momentum, tetapi tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Secara matematis konstanta kelentingannya dinyatakan : 


                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar